Indonesia kaya dengan keragaman budaya. Setiap daerah, dari Sabang sampai Merauke, memiliki potensi budaya yang unik, menarik dan perlu terus-menerus dilestarikan. Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini menawarkan hal-hal yang menarik dan tentu saja menggoda masyarakat kita, terutama orang muda dan anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia untuk mencintai budaya asing.
Lebih parah lagi apabila kencintaan itu berkembang seakan-akan budaya asing paling baik. Jika demikian, kekayaan budaya Indonesia akan mati suri. Oleh karena itu, kekayaan dan keberagaman budaya ini perlu kita jaga secara baik dalam wujudnya yang asli dan kebermaknaannya.
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2024, dan menyambut hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Civitas KB-TK Santo Markus I dan II menyelenggarakan Pentas Budaya Indonesia karena memiliki tekad dan maksud mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia.
Tempat penyelenggaraan pentas budaya adalah lapangan tengah sekolah Santo Markus II. Lapangan yang terletak di daerah Lubang Buaya ini tampak meriah dengan penampilan peserta didik KB-TK Santo Markus pada Jumat, 18 Mei 2024. Panggung tampak mewah karena dihiasi dengan nuansa kain merah putih, kain hitam, dekorasi payung, miniatur candi, dan gunungan wayang. Sorotan lampu menambah suasana menjadi lebih meriah.
Pembukaan Pentas Budaya ditandai dengan
pemukulan gendang oleh Ketua Pengurus Yayasan Santo Markus
“Di tengah-tengah perkembangan dunia, banyak hal yang saat ini dirasakan termasuk di dunia pendidikan. Contohnya, kemajuan teknologi yang sudah membawa perubahan karakter anak-anak dalam berpikir maupun perubahan berprilaku. Pendidikan adalah suatu proses bagi anak-anak yang terus berjalan. Mulai dari pendidikan TK, kita sangat berharap dasar-dasar profil Pelajar Pancasila sudah mulai ditanam.”
Demikian sambutan Ketua Pengurus Yayasan Santo Markus, Bapak Joko Supangkat.
Selajutnya, Ketua Pengurus Yayasan menegaskan bahwa pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan enam ciri utama Pancasil yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Pentas Budaya resmi dibuka dengan pemukulan drum oleh ketua Pengurus Yayasan dan angklung oleh 138 anak KB-TK Santo Markus I dan II. Setelah itu anak-anak siap berkolaborasi dalam menampilkan kemampuan mereka dalam tarian budaya dan nyanyian dari berbagai daerah di Indonesia. Pentas budaya diawali dengan penampilan drumband lagu Apuse, dilanjutkan dengan tari Rasa Sayange dan tari Jaranan, tari Tak Tong Tong, kemudian vokal dengan lagu Rambadia dan Sipatokaan, serta lagu Anak Kambing Saya. Selain penampilan tari dan lagu, anak-anak menampilkan permainan tradisional Wak Wak Gung, dan angklung lagu Gundul-Gundul Pacul, serta kirab puisi.
Semua anak yang tampil mengenakan pakaian daerah sesuai dengan tarian yang mereka bawakan. Penampilan terakhir oleh seluruh peserta didik bersama semua Guru yang mendampingi dengan lagu Pelajar Pancasia. Pentas Budaya yang bertemakan “Indahnya Keberagaman Indonesia” ini, juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize dari sponsor kepada para undangan yang hadir.
Semoga dengan terselenggaranya acara pentas budaya ini, seluruh peserta didik bukan hanya semakin mengenal keragaman budaya melainkan juga memiliki kenangan indah dan ingin melestarikan budaya Indonesia dengan menggunakannya terus-menerus. Semua itu hanya terjadi secara bersama-sama dengan membangun kolaborasi yang semakin baik antar Guru, Komite Sekolah, Orangtua Murid, dan anak-anak KB-TK Santo Markus I & II. Demikian selanjutnya, anak-anak Santo Markus akan bergairah membangun budaya Indonesia secara tahap-demi tahap, dimulai dengan balutan pentas budaya di sekolah.